Festival Nondoi 2019 Dibuka Secara Resmi

by -286 Views

BERITAPENAJAM- Festival Adat Belian Paser Nondoi Tahun 2019 Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) resmi dibuka oleh Bupati PPU, Abdul Gafur Mas’ud (AGM) di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau, Kilometer 09, Nipah-nipah, Rabu, (6/11) siang. Festival suku Paser ini akan berlangsung hingga 14 November pekan depan.

Berbagai rangkaian kegiatan dalam Festival ini juga akan dilaksanakan sepekan kedepan seperti kegiatan pameran, jalan santai, kuliner tradisional, berbagai lomba dan masih banyak kegiatan lainnya. Tampak hadir juga dalam kegiatan ini Wakil Bupati PPU, Hamdam, Dandim 0913, Letkol Inf. Mahmud, Kapolres PPU, AKBP Sabil Umar, Sekda PPU, Tohar, Ketua Adat Paser PPU, Mussa dan sejumlah pejabat dilingkungan Pemkab PPU.

Sebelum membuka secara resmi festival tahunan ini, AGM juga diminta untuk mengikuti berbagai prosesi yang digelar diantaranya prosesi tepung tawar, pemukulan gendang (tepetep), pemasangan gelang belian dan sebagainya.
Dalam sambutannya Bupati AGM mengatakan bahwa seni dan budaya adalah bagian penting dari hidup manusia. Kata dia, inilah yang membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia punya akal budi dan perasaan. Akal budi dan perasaan perlu diekspresikan. Ekspresi akal budi dan perasaan itulah yang membentuk identitas mereka.

Masyarakat PPU kata AGM, adalah masyarakat yang majemuk. Ada banyak bahasa dan berbagai bentuk kebudayaan, termasuk seni yang dapat di jumpai. Keindahan seni dan budaya ini akan menjadi modal sangat besar bagi pembangunan dan perkembangan masyarakat di kabupaten PPU ini.

“Saya menyambut baik dan berterima kasih serta memberikan penghargaan yang tinggi kepada Dinas Pariwisata Kabupaten PPU beserta jajarannya yang telah bekerjasama dengan lembaga adat paser dan segenap panitia penyelenggara festival adat Paser yang terus konsisten dan aktif dalam rangka mempromosikan eksistensi seni budaya Adat Paser dikalangan masyarakat PPU, “kata AGM.

Lanjutnya, adat sebagai kebiasaan yang turun-temurun perlu ditata dan dikembangkan. Sebab, adat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Sebagaimana manusia, adat juga selalu berubah. Dalam perubahan zaman yang sangat cepat seperti sekarang ini, harus hati-hati menjaga dan mengembangkan adat.

“Festival Nondoi adalah sarana bagi masyarakat luar untuk dapat mengapresiasi budaya Paser sehingga masyarakat luar daerah menjadi tahu, mengerti dan tertarik untuk mengetahuinya lebih dalam. Ketertarikan masyarakat akan membuat mereka datang ke PPU dan mengenal budaya kita,” tambahnya.

“Pemerintah daerah melalui dinas terkait juga mendukung penuh terselenggaranya kegiatan ini, karena Festival Nondoi merupakan benteng ketahanan budaya sekaligus sarana untuk pelestarian budaya masyarakat yang ada di PPU, “tutupnya. (Humas6)

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.