Sekda Melepas Kontingen Fasi Tingkat Kaltim

by -328 Views

H. Tohar :Awasi Anak Jangan Bergaul Dengan Lingkungan Negatif 

BERITAPENAJAM.Net -Beberapa catatan yang disampaikan kepada seluruh orang tua kafilah peserta Festival Anak Sholih Indonesia (Fasi) yang berangkat untuk mengikuti Fasi tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di Samarinda, Sekretaris Daerah Kabupten Penajam Paser Utara (PPU) H Tohar menyatakan yakin dari segi nalar tentang apa itu Fasi, meski sebenarnya belum nyambung kepada anak-anak seuisia ini, hal tersebut diungkap Tohar saat melepas kontingen peserta Fasi baru-baru ini.

“Terkait kegiatan ini dengan mengedepankan istilah anak Sholih, ini menggambarkan kepada kita semua, anak sesusia anak kita sekarang ini masih berada pada tahapan atau fase usia emas, apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar mudah direkam oleh mereka, oleh kerena itu kapasitas berapapun besar dan hasilnya yang dimiliki dan direkam oleh anak-anak kita menjdi kesan yang tak terlupakan,” tandas Tohar.

Dalam rangka mengembangkan jatidirinya di masa yang akan datang, oleh kerena itu harapannya selaku pemerintah daerah kepada orang tua jangan ada istilah bekas anak sholih, apalagi dikatakan bekas juara festival anak sholih 2016 yang sekarang tidak sholih lagi, paling tidak jangan sampai ada istilah bekas, ia mengajak untuk meningkatkan dan mepupuk sedemikian rupa sehingga anak-anak betul-betul akan menjadikan dirinya mampu mengembangkan potensinya di masa yang akan datang.

Pada gilirannya merupakan tantangan yang cukup berat karena lingkungan anak-anak itu tidak cukup haya berada di lingkungan keluarga, selama anak masih ada dilingkungan keluarga barang kali masih bisa terpantau apa yang dilakukan oleh mereka namun ketika berada pada lingkungan yang lain mereka menunjukkan pergaulan dengan berbagai macam cara dan berbagai macam media dalam berbagai grup diluar rumah, kadang kala orang tua tidak sanggup memantau apa yang sedang dilakukan oleh putra putri mereka.

Sementara seorang sosioligi telah menyampaikan apa yang dia dapatkan dari lingkungan yang mendominasi, itu yang akan memberikan warna tersendiri pada anak-anak kelak, tinggal orang tua berhitung waktu, karena dari pigur anak sekian jam berada di lingkungan mana, pertama lingkungan sekolah pada pukul 07.30 hingga pukul 14, mereka berada di lingkungan sekolah, disekolah bertemu dengan berbagai macam karakter dari teman-temannya yang ada, sedikit banyak juga akan memberikan pengaruh kepeda anak,

“Yang lebih parah lagi saat mereka pulang sekolah, di rumah hanya ganti baju taruh tas dan makan setelah itu keluar dan tak tahu kemana, ini barang kali jarang kita telusuri, kondisi anak kita seperti apa, syukur-syukur kalau bergaulnya bisa kita perkirakan jika dia bergaul pada lingkungan yang dapat memberikan pengaruh yang positif, yang mengkhawatirkan kalau putra putrid kita justru bergaul dengan lingkungan teman-temannya yang memberikan kontribusi pembusukan karakter bagi anak-anak kita,” cemasnya.

Kita prihatin dengan kondisi saat ini karena media macam-macam yang bisa mereka akses, media tersebut menurutya memungkinkan akan memberikan warna negative kepada anak-anak,”terhadap hal ini kita berharap mudah mudahan anak kita tetap sholih secara spiritual dan dapat memupuk keilmuannya, soleh secara sosial, mereka baik untuk dirinya, baik untuk orang tuanya dan keluarganya, mereka baik untuk masyarakat dan lingkungannya, kemudian solih secara kultural, mampu membawa dampak positif bagi lingkungan yang lebih besar sehingga kesholihan dirinya mampu menjadikan budaya di lingkungannya,” ujarnya. (humas8)

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.