BERITAPENAJAM – Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi salah satu lumbung padi di Kalimantan Timur (Kaltim).
Namun, kondisi tersebut tidak dapat menjadikan petani di wilayah itu sejahtera. Beras hasil pertanian di daerah itu tidak semua terserap oleh pasar.
Kecamatan Babulu khususnya di Desa Gunung Mulia memiliki area persawahan mencapai 816 hektar dan menghasilkan padi yang cukup melimpah, tapi masalah pemasaran hasil panen tidak maksimal.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Desa (Kades) Gunung Mulia, Odang. Menurutnya, hasil panen petani di desanya tidak semua laku di pasaran.
“Walaupun panennya tidak terlalu meningkat dengan tahun-tahun yang lalu tapi untuk menjual itu susah, terkendala pemasaran sebab kita hanya andalkan bakul-bakul itu saja. Sementara bakul juga hanya mengandalkan pasar. Paling laku hanya 1 sampai 2 kuintal,” ungkapnya, Jumat (27/5/2022).
Pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian sebelumnya telah berupaya untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan memfasilitasi untuk bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog). Namun, Bulog tidak bisa menjamin pemasaran beras di daerahnya.
“Bulog ini tidak seterusnya, mereka kadang buka, kadang tutup, saat ini mau jual sekarung saja susah,” bebernya.
Untuk mengatasi persoalan yang dialami petani, pemerintah daerah diminta membuat kebijakan atau regulasi agar Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat membeli serta mengonsumsi beras lokal.
“Maunya kita paling tidak pegawai di PPU mungkin bisa mengonsumsi beras Babulu sendiri, beras lokal. Kalau bisa itu bisa menuntaskan masalah,” harapnya.
Ditambahkannya, harga beras pertanian di Desa Bangun Mulia dinilai dijual cukup murah, hanya Rp8.000 per Kilogram (Kg).
Penulis : Dian M.S