BERITAPENAJAM.Net -Sekolah Adiwiyata bukan hanya berwawasan lingkungan semata tapi juga dunia pendidikan yang berwawasan lingkungan, termasuk dari sisi bahasa murid di sekolah bersangkutan bukan hanya mengerti satu bahasa saja namun beberapa bahasa harus pula dikuasai, agar dalam penerapannya mereka bisa membuat lebel-lebel pada beberapa tempat di lingkungan sekolahnya dan dilingkungan kelasnya masing-masing.
Hal ini diutarakan Tri Hartono selaku Tim Penilai dari Pusat Pelatihan Masyarakat, Generasi Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan, RI, saat melakukan penilaian di SMA Negeri 1 Penajam Paser Utara (PPU) Senin (17/10) didampingi sejumlah satf dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten PPU.
Tri Hartono menegaskan, akan melahirkan banyak manafaat ketika mereka para murid sekoah bersangkutan sudah mandiri dalam hal dunia pemndidikan berwawasan lingkungan, dari hasil kreasi mereka tentu nantinya akan mendatangkan penghasilan sehingga bisa membiayai dirinya sendiri dalam hal apa saja belum lagi dalam ilmunya mereka mempelajari berbagai jenis nabati dan biota hewani, seperti penataan pepohonan, pengelolaan biota hewani seperti kolam ikan.
“Kita bisa kembangkan ikan jenis apa, tanaman jenis tanaman apa yanga ada manfaatnya bagi kehidupan manusia, mungkin bisa berhasiat seperti pemuatan obat-obat herbal, kemudian mengenai peliharaan berupa unggas yang kandangnya tersedia dilingkungan sekolah unggasnya jenis apa yang sesuai dengan penghuni habitat yang ada di derah tersebeut,” terangnya.
Demikian pula lanjut dia berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan berupa pohon-pohon dan tempat rindangnya, manfaatnya bagi warga lingkungan sekolah, pihaknya juga mengajarkan beberapa skill tentang penanaman, penataan lingkungan, tindak lanjut dari klarifikasi lapangan ini jika memungkinkan kata dia aka nada tindak lanjut pembinaan-pembinaan kepada warga sekolah, mereka akan dipersiapkan untuk menuju kemandirian.
“Kita harapkan 2017 nanti dari 2,1 hektare lahan yang dimiliki SMA N 1 PPU ini secara totalitas pemanfaatannya harus sudah di maksimalkan dari beberapa luas lahan yang masih kosong harus dimaksimalkan, apakah dibuat sebagai taman, kemudian tempat-tempat samapah yang belum terkelola dengan maksimal kita harapkan ada kreatifitas dari murid-murid sekolah tersebut, sehingga mereka bisa berkontribusi bagi sekolahnya, mereka bisa juga berkreasi mungkin bisa juga mendapat dukungan dari mitra lingkungannya, mitra sekolah, mereka bisa turut andil untuk membangun lingkungannya, kita ingin sekolah ini menjadi sejajar dengan sekolah-sekolah yang ada di pulau Jawa,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SMA N 1 PPU Jamaludin menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang datang, ia mengaku senang karena kedatangan Tim penilai bukan hanya menilai tetapi sekaligus memberikan pembinaan, oleh karenaya Jamaludin berharap ke depannya sekolah yang dipimpinnya ini berharap, seperti yang diharapkan BLH, seperti juga yang diharapkan Pemeritah Kabupaten PPU juga berharap.
“Karena sekolah ini juga merupakan salah satu titik pantau Adipura, kemudian kita juga merupakan satu-satunya SMA yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten PPU untuk penilaian Sekolah Adiwiyata nasional, mudah-mudahan tahun ini penghargaan Adiwiyata nasional bisa kita raih kemudian kita akan menuju sekoah adiwyiata mandiri,” harapnya.
Untuk menuju mandiri nanti diharapkan ada semacam kemandirian yang bisa dilakukan, contohnya kemandirian dalam pengelolaan air, sekolah ini bisa mengelola air sendiri dan memanpaatkan sendiri sehingga tidak bergantung pada PDAM lagi, selain itu tehnis pembuatan pupuk kandang atau kompos dalam hal ini diharapkan sekolah ini bisa memproduksi kompos kemudin dimanfaatkan sendiri bahkan jika memungkinkan sampai bisa menjual keluar sokolah.
“Demikian pula hal-hal lain mungkin bisa berkembang sehingga kita benar-benar bukan hanya pantas mendapakat predikan Sekolah Adiwiyata nasional tapi kita benar-benar adiwiyata yang sudah mandiri, kebetulan untuk tahun ini hanya SMAN 1 saja yang diusulkan oleh pemerintah kabupaten untk ikut serta dalam penilaian sekolah adiwiyata nasional,” tutupnya (humas8)