BERITAPENAJAM.Net– Agen gas Elpiji di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengeluhkan lantaran sulitnya melewati akses darat untuk mendistribusikan tabung gas kepada pangkalan di daerah pesisir, terlebih jika memasuki musim hujan.
Sulitnya penyaluran tersebut, membuat harga gas Elpiji 3 Kg yang diperjualkan para pedagang di Jenebora, Dongwha, Gresik, Pantai Lango berbeda dengan harga normal pada umumnya di beberapa daerah lainnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan perdagangan (Diskukmprindag) PPU menyatakan bahwa pihaknya masih mencarikan solusi yang tetap untuk mengatasi permasalahan masyarakat tersebut.
“Yang jadi permasalahan sekarang ini, yaitu kepada masyarakat kita yang ada di pesisir, karena sangat susah untuk dijangkau melalui darat ketika menyalurkan elpiji, itu yang kita terus carikan solusi,” ungkap Kabid Perdagangan Diskukmprindag PPU Rusli beberapa waktu lalu, Sabtu (19/8/2017).
Jasa transportasi angkut salah satu faktor yang membuat nilai harga jual berbeda, sehingga harga elpiji 3 Kg yang diperjualkan pemilik pangkalan melampaui harga normal yang telah ditetapkan, terlebih di penjual kaki lima harga diperkirakan mencapai hingga 25 ribu rupiah.
Dirinya juga menuturkan bahwa para agen elpiji wajib untuk menyalurkan tabung gas sampai ke pangkalan, tetapi sulitnya akses darat membuat para pemilik pangkalan memilih untuk menggunakan jalur laut agar kebutuhan masyarakat di daerahnya dapat terlayani.
“Memang di harga20 Ribu rupiah itu sudah terdapat profit untuk pangkalan, tetapi dengan adanya ongkos angkut keuntunganya itu tipis sekali bahkan tidak ada, seperti Pantai Lango agen hanya mengantarkan sampai pelabuhan batu (Penajam),” tuturnya.
Lanjutnya, bahwa dirinya bersama pihak pertamina berencana untuk melakukan pembongkaran tabung gas di pelabuhan Kampung Baru Ujung (Balikapapan), sehingga para pangkalan yang di pesisir dapat mengambil di tempat tersebut. Tetapi hal itu masih terus dilakukan kajian terkait biaya angkut. (Win/nit)