Anggota DPRD PPU Minta Pemerintah Pusat Realisasikan Pembangunan Bendungan Telake

by -369 Views
Sujiati, Anggota DPRD PPU

BERITAPENAJAM – Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Sujiati berharap kepada pemerintah pusat untuk segera merealisasikan pembangunan Bandung Telake.

 

Bendungan tersebut diprediksi akan mampu mengairi sawah seluas 21.000 hektar. Kawasan ini akan menunjang ketersediaan pangan di Ibu Kota Negara (IKN) baru sekaligus menjadi pusat pertanian dan lumbung padi.

 

Selain itu, nantinya bendung telake dapat mengairi belasan ribu hektare lahan pertanian di dua daerah bertetangga yaikni Kabupaten PPU dan Kabupaten Paser.

 

Hingga saat ini petani di Kecamatan Babulu, PPU masih mengandalkan tadah hujan. Bendungan Telake sebagai irigasi teknis yang mestinya bisa diandalkan, hingga saat ini belum selesai dibangun, sehingga belum bisa difungsikan.

 

“Bagaimana bisa menopang ketahanan pangan IKN kalau Bendung Telake belum dibangun,” kata Sujiati, Kamis (24/3/2022).


Gedung DPRD PPU Kilometer 9 Kelurahan Nipah-Nipah

“Seharusnya Bendung Telake diprioritaskan, agar produksi pertanian mengalami peningkatan dan menyongsong pemindahan IKN,” tambahnya.

 

Selain itu, Sujiati mengatakan saat ini alih fungsi lahan di Kecamatan Babulu terus bertambah seiring berjalannya waktu jika Bendung Telake di Kecamatan Longkali Kabupaten Paser belum juga dibangun.

 

“Jika Bendung Telake tidak segera direalisasikan oleh Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), alih fungsi lahan akan bergerak terus,” kata Sujiati.

 

Dijelaskan Sujiati, sawah yang telah dialihkan fungsi menjadi lahan kepala sawit di Kecamatan Babulu telah mencapai ratusan hektar. Sementara sawah produktif di wilayah ini mencapai 8 ribu hektare.

 

“Di desa Sri Raharja Kecamatan Babulu lahan pertanian sudah disulap jadi kebun sawit mencapai 50 hektar,” ujarnya.

 

Kendati demikian, Sujiati menerangkan jika pihaknya sulit melarang petani untuk tidak mengubah alih fungsi menjadi lahan kelapa sawit jika pengairan belum dipenuhi oleh pemerintah pusat.

 

“Para petani hanya mengandalkan tanda hujan. Maknya banyak sawah dijadikan kebun. Kita sulit melarang alih fungsi ini. Sebelumnya di Babulu pernah panen dua kali, karna tidak terjadi kemarau panjang, jika ada kemarau panjang petani hanya sekali panen,” ujar Sujiati. (ADV).

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.