BERITAPENAJAM.Net -Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dalam hal ini Dinas Pertanian Kab. PPU menerima kunjungan kerja rombongan Peserta Bimbingan Teknis Propinsi Riau di Ruang Pertemuan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Timur Desa Api-api Kecamatan Waru, Rabu (7/12/16).
Peserta bimtek terdiri dari 60 orang peserta yang berasal dari 12 kab/kota di provinsi Riau, yang diketuai oleh Gatot Irianto sebagai Perwakilan Dinas Peternakan Propinsi Riau. Rombongan tersebut diterima langsung oleh Kepala UPTD Peternakan Prop. Kaltim Ngurah beserta jajarannya dan Kepala Dinas Pertanian Kab. PPU Joko DF. Hadir pula pada kesempatan tersebut perwakilan dari Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Timur I G Made Jaya, Kabid Peternakan Distan PPU Arief M.
Pada kesempatan tersebut, Joko DF menyampaikan ucapan selamat datang kepada peserta Bimtek yang telah melakukan Kunjungan ke Kab. PPU dan kunjungan peserta merupakan suatu kehormatan bagi pemerintah daerah PPU karena kab. PPU menjadi tujuan bagi para peserta untuk saling bertukar informasi terkait Budidaya Sapi Brahman Cross.
Selain itu, Joko juga menyampaikan tentang pengadaan pemeliharaan sapi brahman yang merupakan program dari pemerintah pusat yang harus dijalankan. Sapi Brahman Cross merupakan jenis sapi dari luar Indonesia, ketika dicoba dengan integrasi sapi sawit oleh rakyat mungkin pertama kali dilakukan di daerah Penajam dan Paser.
“Banyak hal-hal dilapangan yang nantinya kita dapat belajar secara bersama-sama mengenai sapi brahman cross karena cukup sulit pemeliharaannya. Berbeda dengan jenis sapi bali, dengan cara integrasi sapi sawit ini, perkembangan sapi bali di PPU luar biasa meningkat”, jelasnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, pemeliharaan sapi di PPU dilakukan dengan 2 cara yaitu extensive (dilepas di lahan sawit) dan intensive (sapi dipelihara dalam kandang dengan pemberian pakan). Dengan menggunakan cara intensive ini, peternak yang ada di PPU sebagian memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas untuk kebutuhan rumah tangga. Penggunaan biogas ini, di PPU sampai saat ini sudah mencapai 160 unit.
Joko juga menjelaskan mengenai program pemerintah PPU yang akan memanfaatkan kembali kawasan trunen. Dimana, kawasan tersebut nantinya akan dikelola sedemikian rupa dengan bekerjasama dengan investor dan di sekitar kawasan tersebut akan dibangun perumahan untuk para pekerja. Sehingga, kawasan trunen akan menjadi kawasan yang produktif yang juga akan memberikan manfaat bagi masyarakat yang berada diwilayah trunen. Semua ini dilakukan oleh pemerintah PPU demi terwujudnya swasembada daging di Indonesia, khususnya di kab. PPU dan di wilayah Kaltim.
Arief menambahkan terkait pemeliharaan sapi brahman, kabupaten PPU dan Paser merupakan kabupaten yang pertama menerima bantuan sapi brahman cross dari Pusat. Program ini sudah berjalan kurang lebih 1 tahun, dan dilapangan juga kenyataannya banyak mengalami suka dan duka. Namun, pemerintah tetap memberikan motivasi dan semangat kepada petani ternak agar program ini berhasil. Secara karakteristik, sapi brahman cross sangat berbeda sekali dengan sapi lokal, karena sapi brahman merupakan jenis sapi yang liar.
“Di PPU, terdapat 15 Kelompok Tani berada di Kab. PPU yang telah mendapatkan bantwuan sapi dari pemerintah pusat” tandasnya.
Pada kesempatan ini pula, perwakilan Dinas Peternakan Prop. Kaltim Made Jaya menyampaikan bahwa dalam melakukan pemeliharaan sapi brahman cross terdapat beberapa hal yang harus benar-benar di perhatikan, diantaranya kebutuhan pakan, air, dan juga hal – hal lainnya yang dapat menunjang perkembangan sapi. Namun, dari keseluruhan tersebut yang paling penting adalah pemberian pakannya.
“Apabila kebutuhan pakan terpenuhi, in shaa Allah pemeliharaan sapi brahman akan berhasil. Dan, usahakan nantinya, sapi brahman yang sudah berkembang berada pada skor 3 (tidak terlalu gemuk ataupun kurus), karena skor sapi brahman cross bra pada skor 1-5”, harapnya.
Pada kesempatan yang sama pula, Ngurah menyampaikan profil UPTD Peternakan Prop. Kaltim, dimana UPTD ini dibangun pertama kali pada tahun 2002, dengan luas 50 Ha dengan beberapa komoditi yang ada seperti Rusa, Sapi, Ayam.
“ Penangkaran rusa ini merupakan salah satu kekhasan yang dimiliki daerah dan juga merupakan penangkaran terbesar di Indonesia”, tutupnya.
Kegiatan bimtek sapi brahman cross ini dilakukan selama 2 hari, dimulai pada tanggal 7-8 November. Dan, di hari kedua, sesuai dengan rencana para peserta akan melakukan kunjungan ke kelompok-kelompok tani ternak yang ada di PPU. (Humas03)