BERITAPENAJAM, – Wakil Ketua Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati menyoroti kendala dalam pencapaian target Indeks Pertanaman (IP) di wilayahnya. Ia menyebut faktor keterlambatan pengelolaan lahan pasca-panen menjadi salah satu penyebab rendahnya IP di daerah yang kerap disapa Benuo Taka itu.
Pernyataan tersebut merespon penilaian dari Dinas Pertanian (Distan) PPU yang sebelumnya menyebutkan bahwa target IP sebesar 2,5 yang diberikan pemerintah pusat kemungkinan besar tidak dapat direalisasikan secara optimal di PPU.
“Memang benar, masyarakat kita cenderung menunda pengelolaan lahan setelah panen. Hal ini berdampak langsung pada ketercapaian indeks pertanaman,” kata Sujiati, Rabu (16/04/2025).
Menurutnya, mengubah pola pikir petani bukanlah hal yang mudah. Ia mengakui bahwa upaya percepatan tanam pernah dicoba melalui program tanam langsung pasca panen, namun mengalami kegagalan yang membuat petani tak ingin mencobanya kembali.
“Dulu sempat ada program percepatan tanam, tapi gagal. Petani sudah mengeluarkan modal, tapi hasilnya tidak kembali. Itu menyebabkan ketakutan untuk mencoba lagi,” jelasnya.
Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu menegaskan perubahan tetap perlu dilakukan secara bertahap. Ia mendorong petani agar tidak menunda terlalu lama dalam mengolah lahan setelah panen, guna mengejar siklus tanam berikutnya.
“Kita dorong agar pola tanam petani bisa lebih cepat dan terjadwal, supaya produktivitas meningkat dan IP bisa dicapai,” ujarnya.
Ia juga mendorong Distan PPU untuk tidak berhenti menjalankan program-program yang mendorong peningkatan hasil pertanian dan efisiensi pengelolaan lahan.
“Dinas terkait harus terus menggalakkan program mereka supaya mampu menjawab persoalan di lapangan, terutama yang bisa mempercepat proses tanam ulang setelah panen,” pungkasnya. (Sam/Bp2/ADV)