Galangan Kapal Tradisional di PPU Terkenal Hingga Luar Pulau Kalimantan

by -472 Views

BERITAPENAJAM.Net– Mungkin sebagian besar penduduk Kalimantan tidak menyadari bahwa pulau yang dikenal dengan kekayaan alamnya ini, terdapat satu tempat andalan masyakarat luar pulau untuk membuat kapal kayu yang dipergunakan untuk mencari ikan ataupun transportasi pengangkut barang.

Salah satu tempat pembuatan kapal tersebut adalah di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur.  Mungkin hanya sedikit masyarakat khususnya warga PPU yang mengetahui bahwa kabupaten dengan maskot rusa ini menjadi sangat terkenal di wilayah Sulawesi Selatan, Ambon, Surabaya hingga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam pembuatan kapal kayu.

Bertempat di Desa Kayu Api, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, terdapat sebuah galangan kapal tradisional. Galangan kapal merupakan tempat yang dirancang untuk memperbaiki atau membuat sebuah kapal baru. Tempat tersebut adalah salah satu yang menjual nama PPU sehingga dapat terkenal hingga luar daerah maupun luar pulau.

Alasan mengapa orang luar lebih ingin membuat kapal di wilayah ini, ternyata Kabupaten PPU terkenal dengan kualitas kayu yang dimilikinya. Kalimantan Timur khususnya PPU dalam pembuatan kapal hanya menggunakan tiga jenis kayu, yaitu kayu bungur, leban (halaban) dan kayu ulin. Kayu-kayu tersebut dipercayai sangat kuat dan dapat tahan hingga 20 tahun.

Salah seorang pekerja bernama Jusman (45) mengungkapkan, tak hanya dalam kualitas kayunya. Keunggulan kapal-kapal yang dibuat di pesisir Penajam ini adalah dengan tidak digunakannya paku dalam pembuatannya. Melainkan hanya menggunakan pasak kayu untuk menyatukan atau mengikat antar papan dengan ketebalan papan 3 Cm tersebut.

“Kalau di daerah luar kan biasanya mengunakan paku, kalau kita disini hanya mengunakan pasak. Jadi dia seperti menjahit papan gitu, lebih kuat,” tuturnya, Selasa (13/6/2017).

Untuk waktu pembuatannya, satu unit kapal sepanjang 19 meter dan lebar empat meter yang biasa disebut kapal naik 14 ini dapat diselesaikan oleh empat pekerja dalam waktu dua hingga tiga bulan.

Pria kelahiran Bulu Kumba, Sulawesi Selatan ini sudah 10 tahun bekerja sebagai pembuat kapal kayu di daerah tersebut. Usaha yang telah dijalankan secara turun menurun selama puluhan tahun ini mampu menghasilkan puluhan kapal berukuran kecil dan besar setiap tahunnya.

Untuk satu unit kapal berukuran kecil panjang 8 meter dihargai Rp 35 juta dan kapal berukuran besar dengan lebar 4 meter dan panjang 19 meter seharga Rp 150 hingga 200 juta belum termasuk mesin dan kelengkapan nelayan lainnya.(Letoy/*/nit)

 

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.