BERITAPENAJAM.COM-Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar terus mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan di Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya di PPU. Seperti kita ketahui beberapa waktu lalu PPU menerima bantuan berupa ratusan alat mesin pertanian (alsintan) dari Kementrian Pertanian.
Bantuan yang secara simbolis diserahkan oleh Gubernur Kaltim tersebut terbagi atas dua bagian yakni diserahkan kepada kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan), serta kepada Kodim 0913/PPU. Namun biaya operasional alsintan tersebut kemudian menjadi kendala baru bagi para petani. Ditambah lagi dampak elnino yang membuat hasil produksi pertanian tak optimal alias gagal, sementara petani kesulitan dana untuk garap lahan tanamnya.
Untuk biaya operasional alsintan tersebut petani dikenakan biaya sekitar 700ribu rupiah per hektar. Hal inilah yang kemudian menjadi pokok pembahasan dalam rapat yang digelar Yusran kemarin, senin (5/9/16) di ruang rapat Bupati lantai 3.
Rapat yang dihadiri antara lain oleh Kepala Kantor Ketahanan Pangan Surito, Kepala BPKAD Haeran, Kabag Humas PPU Sardi, dan perwakilan Bank Ibadurrahman tersebut merupakan rapat awal untuk membahas mengenai pinjaman bagi petani yang lebih lanjut disebut kredit pajale (padi,jagung,kedelai) sehingga petani dapat menggarap lahannya.
Seperti diungkapkan Yusran, Kredit yang rencananya diberikan melalui bank Ibadurrahman ini diberikan tidak hanya untuk membiayai operasional alsintan saja, tetapi juga untuk membeli pupuk, bibit, serta obat-obatan. “Kita bantu petani melalui bank Ibadurrahman dengan nama kredit pajale (padi,jagung,kedelai) karena kalau tidak kita bantu darimana petani dapat bahan bakar. Untuk menanampun petani butuh uang. Untuk itu kita meminta bantuan melalui bank Ibadurrahman dengan bunga sekitar 4 persen”.ungkap Yusran.
Perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk operasional alsintan, pupuk, bibit, dan obat-obatan adalah sekitar 2,4 juta perhektar. Dari nilai ini kredit yang dibutuhkan untuk target awal minimal 5.000 hektar lahan adalah sebesar 12 Milyar rupiah.
“Target awal minimal 5.000 hektar dulu. Untuk opsi pembayaran pihak Bank Ibadurrahman silahkan melakukan kajian terlebih dahulu apakah setiap tahunnya atau setiap kali selesai panen (4 bulan)” ujar Yusran.
Sedangkan menurut Surito, resiko gagal panen bisa dicover oleh asuransi yang dibayarkan oleh petani “asuransi itu telah berjalan dan saya kira bisa mengcover kerugian petani” tegasnya.
Rapat tersebut selain membahas mengenai kredit pajale, juga membahas mengenai kredit infrastruktur desa yang diharapkan kajiannya dapat segera diselesaikan agar program ini dapat segera berjalan. (hms 9)