Buah Mangrove Menjadi Olahan Campuran Makanan

by -1926 Views

BERITAPENAJAM.Net- Buah pohon mangrove, kebanyakan masyarakat beranggapan buah yang banyak tumbuh di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) ini tidak dapat dikonsumsi dan hanya sebagai makanan kera atau monyet yang hidup di hutan mangrove. Tapi siapa sangka jika buah ini diolah menjadi bahan campuran sebuah makanan yang akan menimbulkan cita rasa yang cukup enak dan dapat dinikmati oleh manusia.

Buah yang berbentuk bulat dengan bewarna hijau muda ini dapat diolah menjadi bahan campuran makanan dan minuman seperti kue, cendol dan sirup.

Seperti salah satu Kelompok Usaha Wanita (KUW) Bina Bersama Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara yang diketuai oleh Siti Rukiyah ini. Mereka memanfaatkan buah pohon mangrove yang tumbuh banyak di pesisir Pantai Tanjung Jumlai sebagai olahan makanan yang memiliki cita rasa buah mangrove.

Buah yang tadinya dikenal penduduk setempat sebagai makanan kera atau monyet, kini disulapnya menjadi makanan yang dapat dinikmati oleh manusia. Dan berhasil meningkatkan pendapatan keluarga dengan olahan dan panganan yang inovatif.

“Buah mangrove hanya menjadi bahan pencampur rasa pada olahan makanan, tidak seratus persen diolah dari buah mangrove. Kita hanya mengambil cita rasanya saja,” ujar Siti Rukiyah, Rabu (7/6/2017).

Buah ini diolah dengan melalui proses panjang hingga memakan waktu berhari-hari sebelum dapat dinikmati oleh konsumen. Prosesnya pun mulai dari pencucian, perendaman, penjemuran yang berulang-ulang hingga dapat memakan waktu hingga tiga hari. Dengan demikian rasa buah mangrove yang asalnya sepat menjadi tawar atau netral.

Ada pepatah yang mengatakan, semakin tinggi pohon berdiri, semakin kencang angin menerjang. Begitulah yang saat ini KUW Bina Bersama rasakan. Kendala pengembangan olahan buah mangrove yang mereka olah adalah masih adanya ketakutan masyarakat untuk mengonsumsinya. Sebab sebagian masyarakat menganggap olahan buah mangrove ini tidak lazim untuk dimakan oleh manusia bahkan dianggap mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh.

Menurut Siti, buah yang dapat dimakan kera atau monyet, sebetulnya dapat juga dimakan oleh manusia. Apa lagi KUW Bina Bersama ini sebelum mengembangkan buah mangrove ini mereka mendapatkan pelatihan.

“Kalau berbahaya tentu kami duluan yang akan sakit,” ujarnya sambil tersenyum.(Letoy/*/nit)

 

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.