Beja Santosa Inspirasi Bagi Petani di PPU dan Kaltim

by -177 Views

Bupati PPU Terus Pantau Pertanian di Babulu

BERITAPENAJAM.Net- Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar kunjungi embung pertanian yang dikelola  Beja Santosa menggunakan kapur jitu ciptaannya yang berada di Kecamatan Babulu, Jumat, (28/7) baru-baru ini. Disela-sela itu bupati mengungkapkan kebanggaanya dan memberikan apresiasi, bahwa putra daerah pun mampu berinofasi serta dapat membantu peningkatan hasil pertanian di Kabupaten PPU maupun Kaltim.

“Ini merupakan salah satu inspirasi bagi seluruh petani di PPU. Dengan kapur jitu yang diciptakan saudara Beja Santosa tersebut, telah mampu mengubah keasaman tanah dan mampu mengurangi penggunaan insektisida bagi petani. Bahkan informasinya kapur jitu ini telah banyak digunakan masyarakat, karena selain untuk lahan pertanian, juga memiliki banyak manfaat lain, seperti penghilang bau pada sepiteng, selokan dan sebagainya,” kata Yusran Aspar disela-sela kegiatan belum lama ini.

Yusran Aspar mengatakan hingga saat ini, sebenarnya persoalan utama yang selalu dihadapi petani di kecamatan Babulu adalah masalah pengairan khususnya pada musim kemarau. Padahal menurutnya jika difikir-fikir, daerah di  Kaltim termasuk PPU merupakan daerah yang dilalui oleh  garis katulistiwa.  Itu artinya untuk wilayah itu curah hujan cukup tinggi.

“Dengan kondisi tersebut, sebagai bentuk kesyukuran kepada Tuhan,  kenapa kita tidak berfikir untuk membangun embung sebagai penampungan air yang sangat dibutuhkan pertanian. Selama ini air hujan hanya kita buang dan alirkan ke laut,” kata Yusran Aspar.

Menurut Yusran Aspar, jika semua itu dilakukan sesungguhnya tidak ada yang sulit dan menjadi persoalan. Karena semua dapat dikerjakan melalui UPT PU yang ada di Kecamatan. Tinggal petani membentuk kelompok tani dan mempersiapkan lahan yang akan dikerjakan UPT PU tersebut.

“Misalkan satu kelompok tani terdiri dari sepuluh orang anggota yang semua memiliki masing-masing 2 hektar lahan per orang, maka jumlah lahan yang ada setiap kelompok tani adalah seluas 20 hektar. Kemudian setiap kelompok tersebut menyumbangkan satu haktare lahan mereka untuk dibangunkan embung yang dikerjakan oleh UPT PU. Pastilah kebun mereka semua selamat,” kata Yusran Aspar.

Selain itu kata dia, melalui cara ini manfaat yang dirasakan juga sangat besar bagi petani yang tergabung dalam kelompok tani tersebut. Air yang ditampung dalam embung selain untuk irigasi pertanian mereka, air juga dapat digunakan untuk kebutuhan lain, seperti budi daya ikan, mandi bahkan untuk di konsumsi.

“Kita dapat menggunakan kapur jitu yang merupakan sebuah penemuan formula yang mampu mengatasi keasaman air dan tanah. Kapur ini diciptakan melalui kearifpan lokal dengan bahan-bahan yang berasal dari alam, sehingga dijamin aman,” jelas Yusran.

Sementara itu saat dimintai keterangan terkait kapur jitu  dan  permentasi air ciptaannya, Beja Santosa mengatakan bahwa kegunaan kapur jitu adalah sebagai penetral PH baik untuk air ataupun tanah. Selain itu juga, kapur jitu mampu berfungsi sebagai penangkal hama,  penyubur tanah  dan  perangsang tanaman agar cepat berkembang pada tumbuan.

“Kapur jitu juga mampu menjadi stater kompos, sehingga kapur jitu bisa digunakan untuk menghilangkan pencemaran, seperti bau limbah, bau toilet,  pencemaran akibat limbah pabrik dan sebagainya, karena kapur ini semacam mikroba yang mampu dan bisa mengurai dampak seperti diatas,” kata Beja.

Ia mengatakan, Bupati minta agar petani di kecamatan Babulu dapat menggunakan kapur jitu miliknya khususnya untuk pertanian. Karena selain memiliki banyak manfaat, kapur tersebut sangat irit. Bupati PPU mengatakan agar produk olahannya tersebut dapat disosialisasikan kepada petani disana.

“Utuk per hektar sawah kita hanya perlu 25 kg kapur jitu yang penggunaannya dilakukan sebanyak dua kali sebelum tanam dan setelah  padi bunting,” jelas Beja.

Dirinya menambahkan bahwa pada dasarnya tanah pertanian di PPU khususnya di Kecamatan Babulu masih memiliki kesuburan yang tinggi. Namun  karena asam omega, petani banyak  menyalah artikan selama ini, sehiingga masyarakat menjadi banyak biaya untuk bercocok tanam.

“Kami ingin mengajak semua masyarakat petani Kaltim dan PPU khususnya untuk bisa mengurangi penggunaan insektisida dalam pertanian mereka dan beralih dengan produk dari bahan-bahan dari alam yang sangat bermanfaat seperti kapur jitu ini,” pungkasnya. (Humas6/nit)

 

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.