Perjalanan Hidup Penguna Narkoba di PPU (Part 1)

by -304 Views

BERITAPENAJAM.NET-Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain “narkoba”, istilah lain yang sering kali kita dengar dalam seminar yaitu Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Barang sebenarnya di gunakan dunia medis untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Penyalagunaan inilah yang menyebabkan sesorang terjerat hukum sehingga pelaku harus merasakan dinginnya jeruji besi.

Maraknya penyalagunaan Narkoba di Penajam Paser Utara (PPU), narkoba menyebabkan tim beritapenajam.net mengupas beberapa cerita pengguna yang telah berhenti dari barang haram tersebut. DJ (23) tahun merupakan bekas pengguna aktif, menceritakan kondisinya saat menggunakan narkoba sebagai bentuk pembelajaran agar hal tersebut tidak terjadi pada orang lain.

Dirinya mengenal barang haram itu, sejak masih duduk di bangku  SMA/sederajat, dan menggunakan barang haram tersebut selama tiga tahun, berhasil berhenti total setelah beberapa kejadian dalam hidupnya. “Tidak ada waktu yang paling saya sia-siakan dalam hidup saya kecuali pada masa itu. Awalnya saya di ajak oleh teman sepergaulan saya sekedar coba-coba. Dan jika kita menggunakan barang itu terasa gagah, dan rasa percaya diri saya meningkat. tapi ternyata itu cuma semu, seperti fatamorgana di jalan raya, ada tapi tidak nyata,” ucapnya.

Dirinya menceritakan bahwa dalam proses tiga tahun menggunakan barang haram, dirinya seolah melupakan keluarganya, dan tidak memikirkan masa depannya. “Dalam pikiran saya, yang penting bisa kumpul dengan teman-teman saya happy (senang). Padahal masa itulah masa yang saya sia-siakan, selain saya sering berkelahi saya juga merusak barang orang lain yang jelas-jelas bukan hak saya,” ucapnya dengan kepala tertunduk.

Dirinya juga menceritakan, bahwa kasih sayang orang tuanya yang sungguh tak terhingga, tidak menyerah untuk terus memberikan motivasi agar berubah. “Orang tua setelah mau berhenti baru tau, karena di rumah saya berusaha untuk tidak menampakan diri, dan selalu beralasan jika menginap di rumah teman untuk mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) dari sekolah. pada waktu sekolah saya sering  bolos, tapi orang tua saya berfikir itu hanya kenakalan biasa, kondisi ini menyebabkan saya tidak naik kelas bahkan harus pindah sekolah, namun hasilnya tetap sama, dan saya juga tidak menyelesaikan sekolah saya,” terangnya.

Dalam kondisi tersebut dirinya tetap tidak memperdulikan, pada suatu sore sejak satu tahun kelulusan teman-teman se-angkatan ibunya mengajak berkomunikasi. “Mama menangis, dan bertanya kepada saya, mau sampai kapan kamu terus nakal, Bapak dan mama mu ini tambah hari tambah tua ? pada saat itu saya cuman diam dan tidak begitu menghiraukan. kemudian saya tinggal mama dalam keadaan menangis,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Setelah dirinya meninggalkan orang tuanya dalam keadaan menangis, di tengah perjalan dirinya bertemu dengan dua teman sewaktunya bersekolah dulu. “Melihat mereka kenapa saya merasa malu, tapi teman saya itu tetap menegur  dan menyapa saya, lalu kami mengobrol ternyata dia sudah masuk kuliah, dan satunya lagi berkerja di sebuah perusahan swasta di PPU. Saya seperti di pukul, dipermalukan dengan masih berharap orang tua dan hidup tidak menentu. Selesai bertemu dengan teman waktu sekolah, saya mengingat mama di rumah dan saya pulang. Saat sampai di rumah saya langsung melihat wajah mama yang berbaring di tempat tidur,  air matanya masih mengalir. Tanpa menegur saya, beliau bangun dan mempersiapkan saya makan. Malam itu saya tidak tidur berfikir panjang apa yang saya lakukan telah menyia-nyiakan hidup saya dan orang yang melahirkan saya. Semua karena narkoba,” paparnya.

Dari titik itu lah DJ mulai berfikir untuk tidak lagi mengunakan barang haram tersebut, dirinya mencoba mengasingkan diri untuk keluar daerah dari teman-teman sepergaulanya. “Memang berat, terbiasa berkumpul dengan teman bersenang-senang kemudian pergi selama lima bulan dan menghapus semua kontak di HP saya. Dari proses itulah saya renungkan apa yang saya lakukan selama tiga tahun, alhamdulilah sampai detik ini saya berhenti dan tidak tertarik sama sekali dengan barang haram itu. Dan saya mulai hidup baru,” ucapnya.

Pria kelahiran bulan Oktober ini mengatakan bahwa narkoba tidak hanya merebut masa depan, namun juga kebahagiaan dalam keluarga. “Saya berharap perjalan hidup ini bisa menjadi pembelajaran buat masyarakat luas, dan saya ulangi kenikmatan Narkoba jenis apapun itu hanya seperti fatamorgana, dan baktikan diri kita kepada orang tua selagi mereka masih hidup,” tutupnya.(Dj/bp1)

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.